Selamat Datang di Blog Kobong Sastra Cipasung

Share |

Sajak Ardy Kresna Crenata

Percakapan Terakhir


Seperti ada yang memaksa bayang-bayang
Untuk kembali kepada tubuh yang membuatnya ada.
Dengan sendirinya, aku melepasmu di sebuah
Pelabuhan. Di mana kabut membuatmu semakin samar.
Dan air laut tak henti menyuarakan cinta yang
Harus secepat ini kutiadakan.

Jangkar yang menggenggam hatiku telah tenggelam
Bersama semua kejadian yang kian lindap jadi kenangan.
Namamu, sayang, kusematkan pada awan.
Kulekatkan pada cuaca yang semakin
Terasa dingin. Angin yang mengantar perpisahan,
Membingkainya perlahan. Hingga saat waktunya tiba
Bagi matahari untuk terbenam, hanya sisa silhuetmu
Yang masih bisa kukemas jadi sebuah ingatan.
Di pelabuhan itu, sayang, air mataku telah
Meninggalkan kantung yang melahirkannya.

Seperti ada yang memaksa percakapan ini
Untuk berakhir tanpa sebuah ucapan.
Kudengar gemuruh ombak seperti suaramu
Yang menggumam. Tiada henti menetaki rindu
Yang begitu saja merangkulku.
Kurasakan udara mulai menghapus sisa kecupmu
Di bibirku, lembut tanganmu di tanganku.
Lalu gelap mulai leluasa membatasi mataku dari matamu.
Suara-suara menyamarkan suara kita.
Kabut belum juga pergi. Dingin terus berusaha
Mengekalkan diri di jantung hati. Kita, sayang,
Mungkin tak kan pernah bertemu lagi.

Bogor, 2010


Ardy Kresna Crenata: Lahir di Desa Bojongpicung, Cianjur. Kuliah di Institut Pertanian Bogor dengan studi matematika. Bergiat di Komunitas Sastra Cianjur dan aktif berapresiasi di Wahana Telisik Seni - Sastra IPB
Prev Next Next
 

Copyright @ 2011 By. KSC