Oleh: Langit Srangenge
Dalam kesepian ini aku selalu mengenang wajahmu ketika pagi tiba dan gerimis Terlalu bosan menembusi celah-celah cuaca pada waktu yang kian mengakrabkanku pada kematian ketika bibirmu yang tipis bagai salju alpen membangun sebongkah es abadi di sela hatiku
Kau adalah langkah yang menjadi tujuanku walau tanpa peta aku berjalan mencari arah menyusuri lautan bergelombang tanpa sampan dan pegangan
Pagi begitu sunyi membangun ketabahan yang namun sesekali gelisah padamu
Sebagai seorang peziarah mungkin aku terlalu limbung mencari arah
Laut biru pusara bagi kapal-kapal nelayan. aku pun berlayar bagai angin yang diam-diam tiba diwajahku dan dengan diam-diam pergi membawa kapal-kapal berlabuh
Aku terus mencarimu menemui segala pintu arah bagi angin membawa sekuntum rindu yang gelisah
Namun meski sulit terjangkau ketabahanku sampan bagi cintaku menuju arah cahayamu
Langit Srangenge, Lahir di Garut 15 maret 1983