Selamat Datang di Blog Kobong Sastra Cipasung

Share |

Sajak Herton Maridi

SERIMPI

Ketika malam berhenti berputik
Lanskap fajar tercium
Selingkar angan menggulung
Tempurung kepalaku

Siluet bayangmu mematik nafas langit
Titik bening di matamu
Menghangatkan pelipis mataku
Partikel cahaya bulan menyusup
Ke jendela kamarku

Tubuh sintalmu memenuhi
Ornamen dinding tua
Menjelma serimpi
Di antara para tiran

Jari-jari mereka
Mulai menari di atas perutmu
Menikmati kuncup nirwana

Akhirnya tanah membencah dan
Sajakku menjadi salam karam untukmu

2011


LUKA ANGIN

-Stym

Telah kusempurnakan nisanmu
Dalam laut yang menenggelamkan
Usia kita, malam itu kita raib dalam
Lampu jalanan yang mengerdip

Pavilyun tua menggerogoti
Uban dari renda rambutmu

Ada yang retak dari ruap mimpi
Saat langit timur menjatuhkan
Rinai bintang ke pangkuanmu

Nafas gerimis menyatu dalam irama ombak
Ada luka angin di bulan juni
Yang menidurkanmu malam itu

2011


NAFASMU

Tuhan, Kau kah yang mengetuk
Genting rumahMu dengan titik hujan

Keningku mengeras
Detak jam kian merapat
malam pun surut

Matahari mereguk fajar
Taburan bintang berkarat
Menyimpan ruap munajat

Tak pernah kutemukan benar
Nafasmu yang menjalar
Di setiap lembaran malam

Saat langit menanggalkan
Seribu bulan di keningku
Malaikat dan semesta tengadah

2011

 
HUJAN TERAKHIR

*
Akar mimpi bersarang di ladang hatiku
Ruas jari juga lekuk wajahmu
Menamatkan sisa urat doa yang
Kau letakkan pada kuntung rokok

Berbaur dengan dedak kopi
Dimanakah akal ini akan singgah
Kecup merah bibirmu selalu
Meredupkan lampu kamar

Sebab kau telah membawa separuh jantungku
Matahari pun surut dalam hujan
Menanggalkan sisa cahayanya

Bukankah telah kuisyaratkan
Bahwa lengkung alis matamu
Adalah lengkung petang
Yang melengkapkan kenangan
Mengkilaukan lumut bayanganmu

**
Punggung malam
Memutihkan jalur ingatan
Dari balik dadaku
Kurasakan pekik waktu
Meluapkan gerimis

Kubiarkan langit
Menyimpan retaknya sediakala
Kubiarkan tanah
Menyimpan lembabnya sendiri

Pada hari janurmu akan kubawakan
Kau setengah jantungku
Juga sebotol darahku
Yang dulu kau peras lewat
Hujan terakhir dalam kamarku

2011

Herton Maridi, lahir di Sukoharjo, 08 Juli 1991. Tercatat sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bergiat di Komunitas Sasaka. Mengikuti Temu Sastrawan Indonesia IV, Ternate, Maluku, 2011.
Prev Next Next
 

Copyright @ 2011 By. KSC