Sajak Irfan firnanda
Ku cium teratai ditengah danau
bias bidadari merefleksi pada air hening itu
aku mulai mewarnai bejana hati
berseru " Diamlah Jiwa "
Tersilap akan selma
bergegas meminjam sayap
kepakan duhai anggun
terseru " hadirilah undangan surga "
Diperjamuan surga
cawan perak berselimut emas
buah-buah basah segar semeringai
para penari sufi lentikan langkahnya
malaikat ridwan beraura ketampanan
ini bukan musim gugur
kidungkan tentang lagu pujian
petik anggur anggur dingin
terbangkan selendang biru
angkat gelas mabukmu
petikan harva lembut
bingkai kecantikan ratu surga
Perempuan pagiku
Bidadari senjaku
Surya malamku
Dan Dewi henyakku
***
Peri Lembah Cinta
Lirih lembab merangsang
Jerat dewa bumi, buihkan hening
Susuri tapak israfil
Curi sangsakala, tiuplah malam cinta
Kunjungi istana nabi
Sapa sahabatmu tuangkan teh dari kendi liatnya
Sihirkan cinta rawat jasad kematiannya
Tangkaikan lily dari danau dariza
Segeralah ke alpen rangkai edelweissnya
Singgahlah pada sakura jejaki kesemiannya
lalu berjalanlah ke persia
telusuri lembah cinta
Seorang peri menanti
duduk meringkuk diatas sungai
Bisik menatap, bawa aku dalam cinta
Kenali aku tentang pelangi
Diakah biru, cinta
Ataukah orange senja
Lembayung diatas laut
Aku ingin bersamamu
Mencicipi gula gula basah
Menghirup anggur dari cawan surga
Menanggalkan jubah sufimu
Lau meniduri malammu
Terlelaplah duhai pujangga bumi
Akulah peri dari lembah cinta
Terlelaplah sang pengelana
Akulah peri yang mengecup cinta
***
Cerita Lamun Keromantisan Hujan
Baru saja kukecup kening basahmu lekatkan bibir kuyupku
Bangku itu saksi dongeng hawaku tersipu
Baru saja dagumu bersandar di bahuku tinggalkan sengat rindu
Dekap, eratlah sila lenganmu pada tubuhku
Ditengah deras air langit kita berbicara cinta
Bawa segera aku dalam kamar hatimu
Sentuh ari telingaku kulaikan jasadku
Terpeluhlah tarian sendu perkawinanku
Buka saja kemeja kusutmu ganti dengan piyama lelapku
Menginaplah dalam beranda sunyiku
Buai aku dengan rayuan matamu
Kita bersenggama dengan hujan malam dan dingin
Begitu romantis sang deras taklukan tengah malam ini
Aku, kamu menyatukan jasad dalam fatamorgana cinta
Tidak bersama hanya bermimpi dalam sunyi
Tapi indah begitu syahdu terdengar raya
***
Gugup Violet
Kuturuni kebekuan anak tangga memasuki wajah kereta melayu
debarmu sapa sang gugup, mari; kita menggores hening
biarkan selatan merantau cinta
kita bertatap bertanya siang
duhai rintik larutkan terik datangkan peri hutanmu
bawa kami dalam keromantisan rimbanya
persilakan palung palung batin jalin mengikat
tapi gugup;
pegangi jemariku belai keringat risihku
eluhkan aku diatas cemara
dudukan kami di pelataran malam
undang kunang kunangmu dalam perjamuan cinta
jatuhkan aku dalam dosa terindah
lumatkan bibir kami, puja cinta kami
syahdukan kami dalam nirwana
gugurkan kelopak beludru dari sang gloxinia
Violet, masih tentang dia
gugup dalam beranda cinta
***
Gloxinia Lembab
Syahdu putik melirih
Aih.. Aku akan merekah
tak sabar aku bercermin warnaku
Aih.. Aku akan bernafas
tak tunda tersentuh lembab
Jika kulihat pinus
daun teh-pun kukecup
capung yang berteduh padaku
begitu damai..
Wanita cantik menapak dihadapku
aku mengintip
Ia bingung
apakah aku seorang pemuda ?
Aih.. Akulah sang perempuan
sama seperti wanita itu
rahim bunda-lah
yang memutuskan kami cantik
1 Hari kemudian...
Inikah aku ?
Inikah lembab ?
Elok...
Seindah wanita itu
Violet jasadku
lembab musimku
Gloxinia jati diriku...
Akulah Sang Gloxinia Lembab