Violet
Para warna berbincang
Saling meninggikan pundak
ricuh dalam perjamuan awan
Langit hanya memucat sedu
Sambil mengangkat gelas anggurnya, si Biru berkata
Ha ha ha Akulah sang cinta yang ter-idamkan umat manusia,
Bahagia itu aku, sedih itu juga aku,
bahkan sakit menyakiti adalah pangkat-ku.
Lalu si Hijau berdiri, lantangnya, kau terlalu angkuh biru
Akulah sang keindahan, selalu terhirup kehidupan
Siapa yang dapat menandingi kesejukanku ? Tidak, Tidak akan pernah ada, Karena cinta tanpa keindahan bukanlah cinta
Tak kalah si Merah
Sambil menunjuk ia berteriak, Hei hei hei ! Diam kalian semua.
Akulah sang pemberani, Tanpa keberanian kalian bukanlah apa-apa
Akulah yang teragungkan manusia.
Lalu dengan busung dadanya, Si Kuning berkoar
Berhenti kalian ! Akulah sang penyelamat kalian,
Tanpa hati-hati kalian akan terperosok jatuh dan akan mati.
Jadi akulah sang pemenang kehidupan.
Sejenak kericuhan itu sunyi
Mereka menatap heran pada violet,
lalu si Biru bertanya padanya
Duhai Ungu, apa yang kau banggakan ?
Violet tersenyum dan menundukan kepala
Tidak, tidak ada yang aku banggakan !
Apalah aku diantara kalian ?
Ia berkata pada mereka
Kau Biru, Aku hanyalah cinta yang terbuang.
Kau Hijau, Aku adalah ketidakmampuan untuk menikmati kesejukan atas keindahan cinta.
Lalu kau Merah, Aku bukanlah sang pemberani aku hanyalah sang pecundang atas cinta.
Dan kau Kuning, Sudah lama aku berhati-hati atas cinta, tapi tetap saja aku terperosok pada kematiannya.
Jadi apa yang harus aku banggakan ? Atau aku harus bangga dengan kejandaanku ini.
Aku berteriak, Wahai semua Akulah sang janda, bekas terperosok dalam keindahan, kesejukan, keberanian, dan kehati-hatian cinta.
Apa aku harus berteriak seperti itu ?
Lalu Biru, Hijau, Merah, Dan kuning Menampakan sendunya.
Hijau mewakili mereka, dan berbicara pada ungu
Kau benar Violet, Sesungguhnya kau adalah kegagalan dari kami semua
Maka atas itu akan kami bangkitkan kemenanganmu
Biru... Kau beri ia cinta
Aku Hijau akan memberikan keindahan, dan kesejukan dalam cinta
Kau Merah teruslah kau dampingi dia dengan keberanianmu
Lalu kau Kuning, ingatkan dia selalu dengan kehati-hatianmu
Kita akan bersatu untuk sang Violet
***
Pertanyaan Tanda Baca
Koma
Titik titik
Tanda Seru Dan
Tanda Tanya
Apakah benar mereka semua tak menghilangkan arti jika tersingkirkan
Anggap Saja mereka sebuah negara
Anggap Saja Koma Adalah Kepolisian
Anggap Saja Titik titik adalah Rakyat Jelata
Anggap Saja Tanda Serulah Sang Pemerintah
Lalu Anggap Saja Tanda Tanya Adalah Para Dewan
Bagaimana jika Koma tersingkirkan
Apakah ada pelerai kala si Titik titik dan Tanda seru berkelahi ?
Bagaimana jika Titik titik tidak ada
Apakah ada kehidupan indah dalam suatu negara ? Yang pasti monoton.
Lalu lihatlah jika Tanda Seru Tertaklukan
Apakah bisa Si Koma dan Titik titik Menjalankan sebuah negara ?
Atau Tanda tanya yang menghilang
Siapakah yang menyampaikan aspirasi Si Titik titik ?
Aku bertanya pada kalian para pakar sebuah kalimat ?
Aku bertanya pada kalian tentang tanda baca ?
Tapi aku tahu jawab dari kalian.
Tanda baca tetaplah sebuah tanda penyelaras kata, bukan sebuah negara.
Aku bertanya lagi,
Jika tanda baca adalah sebuah tanda untuk penyelaras kata
kenapa mereka harus dikurangi ?
Aku butuh penjelasan wahai profesor kata ?
***
Mavi Marmara " Biadab Israel "
Ketenangan samudera terusik, air laut mulai meronta
menangisi darah yang setiitik benua menetes pada celah- celah baja itu
Jahat, Kalian prajurit sakit jiwa
Lumatkan saja negeri laknat kalian lalu rendam dengan darah dari tubuh kalian
Persekutukan saja anak istri kalian untuk mati
Jangan mereka, bukan mereka, dan tidak mereka
Bumi melihat kami tak buta
mereka hanyalah iba yang berontak untuk kekejian negeri laknat kalian
mereka hanya sebuah ketulusan, kesadaran akan sesama
kalian pecundang tak lebih mulia dari phsycopat
Kini kami berteriak bersama, Pe-nge-cut !
Colek saja negeri kalian dengan nuklir yang kalian buat
Binasakan kaum kalian, injak-injak keluarga kalian
lalu minumlah nanah saudara kalian
jangan mereka, bukan mereka, dan tidak mereka
Wahai biadab israel
Banggakah kalian dengan desing senjata,
dengan kematian dari kemanusian
Otak kalian terlelap, ruh kalian bisu,
jiwa dan jasad kalian terkutuk
Mavi Marmara kau tak terdampar di kaum pembajak,
tapi berjuta peluru dari sarang zionis bodohlah yang menikammu
kau tetap membeku, terbelenggu menyaksikan para penunggang muliamu membela mati untuk ketidakwarasan senjata-senjata itu
sembilan belas tewas, beberapa anak bangsa indonesia terluka
Mavi Marmara
kami menegakan kepala keatas, mengangkat lengan kanan
meluruskan jari-jari kaku yang meng-iba,
bersenandung kesedihan diatas bendera - bendera mulia
lalu berduka bagi para penunggangmu yang berhati mulia itu
***
Makna Pohon ( Masih Tentang Keterikatan )
Musim Semi
Dahan bergumam, aku letih menopangmu
duhai daun yang teduh
Aku harus tegak, berdiri terlilit akar
tapi kau bersantai bergelantung padaku
Akarpun mengeluh, kau hanyalah ditengah
Aku yang selalu terbawah
teruruk sang tanah mencengkram bumi
kalianlah yang teratas
aku harus mamapah abadi, sampai ada yang merobohkan kita
Si mungil Daun melantang
Bahkan aku tersengat si raja sinar
Siapa yang akan menjatuhkan kita ?
Jawab wahai kekar dahan
dan sang terkuat akar
Tidakkah ku jenuh bergelayut padamu dahan ?
Tidakkah kulelah, menanti kau menyerap air untuk dahagaku akar ?
Apa kita harus mati ?
Sia-sialah kau bertahan dalam ketegakanmu, dahan
Sia-sialah kau mencengkram bumi, akar
Aku tidaklah teduh, jika kau dahan
tak meregangkan rantingmu untuk aku bergelayut
Aku tidaklah rindang , jika kau akar
Tak meminum air dari hujan dan manusia
Tidak akan ada yang tangguhkan kita !
Jika aku teduh untuk mereka berteduh
Tidak akan ada yang membunuh kita !
Jika aku rindang indah terlihat mereka
*****