Selamat Datang di Blog Kobong Sastra Cipasung

Share |

Kisah Si Periang 5

Oleh: Saeful Mustofa


Setelah semua tersiasati dalam wadah perantara,
Aku berbaring sambil merasakan semua.
Jelmaan - jelmaan yang tersimpan rahasia,
Kini tergambar wujud aslinya.

Dan lari dari ketiadaan,
Mencari sepercik cahaya yang menjadi dambaan.
Mengibaskan sayap - sayap patah,
Atas semua sumpahnya.

Sungguh inilah akhir dari perjalanan panjang,
Menjadi jawaban dari petuah - petuah sang sultan.

Cemoohan - cemoohan tak lagi kudengar,
Gemerisik ilalang pun hanya senandung penghibur.
Tarian itu tak lagi menggoda,
Menjatuhkan kepada kehampaan.

Sehingga jarum kompas mengarah kepada satu titik,
Dimana selalu terdengar irama lantunan para pengembara.
Tertulis risalah keabadian,
Dalam beranda yang begitu kusam.

Apa yang akan terjadi setelah ini ?
Yang menjadi akhir titik hitam.

Tapi, ketika mereka diterpa ombak,
Diruang inilah mereka akan terdampar.
Ketika mereka terhempas angin ribut,
Kearah sinilah mereka akan terbengkalai.

Aku pun terlelap.
Setelah memandangi langit yang luas.

Cahaya bulan, cahaya matahari, lautan pasang dan, langit biru.
Akan terus kusimpan dalam peti,
Dan akan kukubur dalam tanah gersang
Meskipun banyak orang yang menginjaknya.

Lalu terdengar bisikan yang menggairahkan,
Memanggil dengan suara lembut
Yang selalu kedengar ketika larut malam
Sebelum tertidur lelap.

Pagi pun menjelang memancarkan cahaya,
Menyilaukan mata yang tertutup.
Merangsang sel - sel urat syaraf,
Membangunkan tidur singkatku.

Sejenak kuterdiam memulihkan,
Memandangi sekelilingku, lalu bergumam.

''Tinggal menunggu gerbang terbuka,
Setelah semua pintu terlewati.
Sangat melelahkan dan menyenangkan,
Walau terkadang batu kerikil membentur kepala.''


2011


Saeful Mustofa lahir di Bandung 12-06-1993. Tercatat sebagai mahasiswa jurusan Tafsir Hadits fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung
Prev Next Next
 

Copyright @ 2011 By. KSC