Meninggalkan Kie Raha
To Madadi Anting-anting
To Mawele se Ni Ngau,
To Madadi Ngofa Yau
To Malule se Ni Nyiho
Atau kaukah Janiba, bagi rusuk
Samad
Yang hancur. Sofi Sado Sone,
Hikayat yang kekal dalam kubur
Hamsilana, Maitara di seberang
pandang
Sedang engkau di pelupuk kenang
Menegaskan bayang-bayang
Menegaskan jarak yang membentang
Foheka, menuju entah
kapal-kapal
Berangkat. Di dermaga pula
kapal-kapal
Merapat. Sedang kakiku, masih jua
terasa
Berat
Foheka, Bandar Udara
Babullah
Atau matakukah yang berkabut
Pulau-pulau menyusut, sepanjang
Perjalananku menyongsong maut.
Meninggalkanmu. Ribuan kilometer
Di atas permukaan laut
Tetapi seperti pula suaramu
Ingatanku bersenandung di situ:
Ku menjadi anting-anting
Ku menggantung di telingamu,
Ku menjadi seorang bayi,
Ku tertidur di pangkuanmu
2011
***
Ziarah
Akulah Eufrat, airmata
Sepanjang Mesopotamia yang terluka
Juga Tigris, wahai Muharram merdu
Bagi Babylon yang habis jadi debu
Minumlah darah dari tubuhku
O Karbala yang dahaga
Sebab setiap kepala yang
dilarungsungai
Dari beribu batang leher yang
terpenggal
Mestinya adalah bahasa
Sejarah yang ganas
Anggur cinta yang keras
Maka tenggaklah sabda dari
huluhilir ziarahku ya Hurairah:
Akan terbunuhlah 99 dari tiap 100
orang yang berperang itu
Darah yang pasang, di tubuh airku
yang surut
2011
***
Arumi Sedang Mengetik
Dari jam dinding itu, detik-detik
runtuh pada punggungmu
Secangkir kopi di atas meja, dan
daun-daun yang jatuh pada
Beranda. Arumi sedang mengetik,
barangkali menulis puisi
Atau menyelesaikan paragraf
kelima dari sebuah surat cinta
Dari almanak-almanak tua,
tanggal-tanggal luruh begitu saja
Ketika dalam jauh, angin menyisir
sebuah pasar malam yang
Sibuk. Dan seorang anak kecil
gemetar, menyaksikan komidi
Putar yang terbakar. Sementara aku
menghalau kantuk
Sepanjang jalan, di dalam kereta,
yang tujuan dan jadwal
Keberangkatannya aku lupakan
Arumi terus mengetik, sementara aku
sebagai kata-kata yang
Kerap gagal ia baca. Malam semakin
larut, sementara waktu begitu
Rahasia. Seperti mata begitu juga
cinta yang tak letih-letih untuk
Terjaga: dalam dada dalam bising,
juga telinga dengan
Pendengaran masing-masing:
mengkhidmati tembang mijil
Juga himne maut yang dinyanyikan
seseorang di atas genting
2011
(Kompas, 29 Juli 2012)
Jun Nizami, penyair kelahiran Tasikmalaya, puisinya dimuat di berbagai surat kabar nasional dan lokal.