SANSIVERA 2
A. Dwi Rusmianto
"senyap. itu terlalu lemah untuk kau beritakan pada lorong-lorong waktu yang kosong!",
ucapmu ketika terik itu kau bunuh
dengan sejuta kunang-kunang di kepala
pertemuan dalam kata menggigilkan lengan
dan kaki bersambut langkah. geram
lelah menjejaki tanah basah
dari lipatan kulitmu
aku hitung tiap butir biji keringat
kusampul menjadi sebuah buku
saung, februari '10
****